Namaku Rakyat


Namaku rakyat
Tiada pernah berkarat
Walau terus dibuat sekarat
Oleh engkau wahai para keparat

Sebab rakyat adalah jutaan jiwa
yang terus bertumbuh
Sering terdiam melihat penguasa
dan pengusaha bersetubuh
Tapi bukan tidak tahu
menyaksikan engkau yang tak
punya rasa malu
Selalu tercatat dalam lembaran

hitam pekat dengan darah yang
melekat kuat

Rakyat adalah irama kesabaran
bukan tanpa batas
Engkau yang termabuk, lupa diri
dan memainkan senjata yang
telah terlepas
Lalu menembak lautan, hutan-
hutan, dan lahan-lahan subur
Mengorek dan mengocok perut ibu
pertiwi yng semakin terkulai
Ah, engkau, betapa rakus dan
durjananya
rakyat mencatat dalam lembaran
hitam pekat dengan darah yang
melekat kuat

Rakyat, yang menjadi penggerak
membangun kehidupan
Kesetiaan menanam padi dan
palawijaya walau tanah telah
mengeras
Kesetiaan menyapa lautan dan
hadirkan ikan-ikan terhidang di
meja-meja
Merayapi hutan-hutan dan
mengambil sesuai kebutuhan
Membangunkan mesin-mesin
yang bekerja berirama
Rakyat adalah pembangkit
Tanpa rakyat Negara tak akan
tegak

Maka betapa kecewa dan
berusaha menyapa
Ketika engkau seenaknya saja
membuat peta-peta
Membagi kue-kue diantara kalian
tanpa mau tahu ada rakyat hidup
di dalamnya
Lantas, mengapa kekerasan yang
meraja sebagai jawabnya?

Rakyat adalah mesiu yang siap
terbangkitkan
Pada batas-batas kesabaran yang
terlampaui
Tunggulah saat ketika mereka
bertindak
Menjadi gelombang yang mampu
meluluh-lantakkan kekuasaan
kalian

Namaku rakyat
Tiada pernah berkarat
Walau terus dibuat sekarat
Oleh engkau wahai para keparat

0 komentar:

Posting Komentar

Loading

Coretan Harianku Shere

free counters

Total Tayangan Halaman